YouTube

Mau lihat cuplikan video klik YouTube Acep Tea

Sabtu, 22 Juni 2013

20 HAL PENTING TENTANG MANUAL MODE

20 HAL PENTING TENTANG MANUAL MODE
1.    ISO harus diatur dengan benar untuk mengontrol seberapa sensitif sensor kamera akan cahaya. Ketika terang, gunakan ISO rendah, ketika cahaya agak redup kamu bisa naikkan ISO sedikit (tapi hati-hati dengan noise.)
2.    WB atau White Balance adalah setting yang digunakan untuk memastikan kamu mendapat tone putih dan abu-abu yang seimbang dalam sebuah foto. Jenis pencahayaan yang berbeda bisa membuat area putih dalam foto tampak berwarna. Lampu fluorescent bisa membuat kertas putih tampak kebiruan. Lampu tungsten akan membuat area putih tampak kekuningan. Kamera memiliki banyak pengaturan untuk White Balance, tapi belajar menyesuaikan WB sendiri sesuai kebutuhan (custom mode) akan sangat membantu.
3.    Aperture mengontrol seberapa banyak cahaya bisa masuk melalui lensa dengan menyesuaikan f-stop. Angka f-stop rendah (misalnya 1,4) akan memasukkan banyak cahaya dan angka yang lebih besar (misalnya 16) akan memasukkan lebih sedikit cahaya.
4.    Shutter speed mengontrol seberapa lama sensor terekspos cahaya. Angka shutter speed yang rendah akan memasukkan lebih banyak cahaya tapi mungkin menyebabkan motion blur jika objeknya bergerak. Shutter speed yang cepat (umumnya diatas 1/500 detik) baik digunakan untuk menghentikan gerakan dalam keadaaan cahaya terang, sementara shutter speed yang lebih lambat (lebih dari 1 detik) bisa digunakan saat cahaya redup untuk menangkap lebih banyak detil tapi dengan kemungkinan muncul motion blur .
5.    Kamu tidak membutuhkan fokus manual untuk pasangan manual mode. Manual mode berarti kamu memegang lebih banyak kontrol atas kamera untuk menentukan bagaimana kamera menerima cahaya, tapi fokus manual akan membutuhkan beberapa detik tambahan untuk mengatur cincin fokus agar gambar tertangkap lebih tajam.Banyak fotografer yang menggunakan auto fokus agar mereka bisa memotret dengan lebih cepat dan tidak kehilangan momen.
6.    Sebuah kamera yang canggih tidak berarti membuat fotografer di belakangnya juga jadi canggih. Tapi seorang fotografer yang hebat bisa membuat foto yang bagus dengan kamera apapun (bahkan kamera ponsel!) Dengan belajar bagaimana memotret secara manual, kamu akan mengenal kamera yang kamu punya dan bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
7.    Setiap kamera punya "sweet spot". Yaitu titik dimana ia bisa menangkap gambar dengan tajam. Kenali spot ini dengan memperhatikan foto yang kamu buat dan kenali dimana titik istimewa ini.
8.    Ketika memotret secara manual, tidak ada indikasi berapa angka yang harus digunakan untuk shutter speed, aperture, atau apapun. Anda yang menentukan sendiri seberapa banyak atau sedikit kamu ingin menggunakan cahaya dalam fotomu.
9.    Semakin tinggi ISO semakin tinggi pula kemungkinan munculnya noise dalam foto.Tidak ada yang salah dengan itu, beberapa fotografer bahkan suka dengan gaya "noisy" dalam fotonya. Tapi kalau kamu tidak suka, berarti kamu harus mempertahankan ISO di angka rendah kecuali kamu menggunakan kamera yang sangat bagus dengan toleransi ISO yang tinggi.
10. Menyimpan foto dalam format RAW dan bukannya JPEG akan membantu fotografer seandainya exposure atau white balance dalam foto sedikit meleset. Sebuah foto RAW menyimpan semua informasi kamera yang dibutuhkan untuk bisa diperbaiki kemudian di editor tanpa merusak foto aslinya.
11. Berlatihlah! Memotret dengan manual mode memang tidak mudah, tapi akan mendorong kamu untuk mengenali kamera yang kamu gunakan luar-dalam dan kamu akan menjadi fotografer yang lebih baik karenanya. Jangan berharap foto-foto pertamamu akan tampak luar biasa, karena latihan memang diperlukan.
12. Semua fotografer punya mode favorit (apakah itu Aperture Priority dan sebagainya) tapi setiap fotografer yang baik mengerti bagaimana memotret menggunakan manual mode karena itu adalah dasar yang akan membawa mereka ke pengaturan lain yang nyaman untuk digunakan.
13. Jika objek dalam fotomu kurang terlihat tajam, itu bukan karena tipe kamera yang digunakan (meskipun mungkin juga karena shutter speed terlalu lambat) tapi karena jenis lensa yang Anda gunakan.
14. Banyak fotografer pernikahan dan spesialis portrait menggunakan pengaturan aperture yang terbuka lebar, yang artinya menggunakan angka f-stop terkecil agar bisa didapat background yang buram atau bokeh dengan objek yang tajam di bagian depan. Untuk efek semacam ini, pertahankan angka f-stop di 2,8 atau lebih kecil.
15. Langkah-langkah pengaturan manual: Pertama, atur white balance. Kedua, atur ISO.Ketiga, atur aperture. Terakhir, atur shutter speed.
16. Carilah buku-buku referensi fotografi untuk mendapatkan lebih banyak inspirasi tentang memanfaatkan manual mode dan kamera.
17. Jika kamu butuh bantuan, jangan malu-malu untuk bergabung dengan forum fotografi.
18. Buatlah beberapa foto percobaan. Kamera akan merekam setting yang digunakan dalam file foto, jadi kamu tidak perlu mencatatnya. Kamu bisa mencoba kameramu, kombinasikan beberapa pengaturan berbeda dan lihat setting yang paling kamu suka dan cocok untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
19. Kamu tidak akan mendapatkan foto yang bagus setiap kali memencet tombol shutter.Akan ada banyak foto yang overexposed, underexposed, kabur, dan sebagainya bila kamu belajar menggunakan manual mode. Teruslah belajar.
20. Setelah kamu berhasil menguasai pengaturan manual di kamera dSLR-mu, kamu bisa mulai dengan aksesoris lain, misalnya external flash, untuk menambah pengetahuan fotografi manualmu.
Penulis: allophelia
sudah menulis 179 posting di blog ini.

seorang photography enthusiast yang juga senang menulis dan membuat self-portrait.tulisan-tulisannya bisa dibaca di http://allophelia.wordpress.com & galeri fotonya ada di http://www.flickr.com/allophelia

9 HAL DLM FOTOGRAFI DAN MENJADI DIRI SENDIRI

9 HAL DLM FOTOGRAFI DAN MENJADI DIRI SENDIRI
Ada yang bilang fotografi itu sesuatu yang bisa dipelajari semua orang dan tidak harus berbakat untuk melakukannya. Ada yang bilang sebaliknya. Ada juga yang bilang bahwa belajar fotografi bisa membangkitkan bakat yang tersembunyi. Setiap dari kita punya cara pandang sendiri tentang dunia dan tidak semua orang ingin mengungkapkannya tapi ada yang melukiskannya lewat fotografi. Tapi tidak ada satupun dari kita yang bisa jadi seperti fotografer idola kita, karena pada dasarnya semua orang unik; dan ini bukan tentang bagus atau tidaknya sebuah foto.Juga, karena kita tidak mau jadi peniru.Kita punya gaya dan cara sendiri.
Kalau kamu masih mencari "jati diri" dari foto-foto yang kamu ambil, mungkin tips berikut bisa membantu:
1.    Point Of Interest : Kamu bisa memilih beberapa objek yang kamu suka. Kalau kamu cukup mengenal objeknya, akan lebih mudah untuk mengungkap emosi dan arti yang lebih dalam dari objek tersebut, tapi bukan berarti fotomu akan langsung menarik.Tantangannya ada pada membuat apa yang biasa jadi terlihat luar biasa. Ini yang akan memberimu kepuasan dan kenikmatan intelektual yang paling tinggi.
2.    Gaya : Gaya berarti bagaimana kamu mengekspresikan cara pandangmu. Ini adalah kombinasi dari metode, teknik, dan teknologi. Ini adalah kombinasi kerja dari: teknologi yang dipilih, post processing, cara memotret secara keseluruhan, objek, dan kondisi. Ini adalah tentang membuat pilihan dan memaksimalkan hasilnya.
3.    Belajar : Terbukalah untuk belajar dari orang lain seperti juga kamu belajar dari pengalamanmu sendiri. Jangan hapus foto yang gagal sebelum kamu memeriksa apa yang salah. Jika memungkinkan, kembalilah ke tempat pemotretan dan coba lagi.Aplikasikan pengetahuanmu tentang apa yang tadinya salah sampai kamu berhasil menangkap esensi dari apa yang kamu inginkan. Ingatlah apa tujuanmu memotret objek tersebut.
4.    Peraturan : Peraturan dalam fotografi bukanlah yang utama. Kalau kamu terus menerus memotret "berdasarkan peraturan dalam buku panduan", maka kamu tidak akan jadi fotografer yang orisinal. Misalnya, "rule of thirds" umumnya bagus digunakan untuk beberapa objek, tapi bukan berarti harus diterapkan setiap kali memotret. Sederhananya, bereksperimenlah!
5.    Kritik : Kamu adalah kritikus paling menakutkan untuk dirimu sendiri. Sangat penting untuk jujur ​​pada dirimu sendiri dan juga pada orang lain tentang hasil karya yang sudah dibuat. Cara terbaik adalah melihat semua foto yang sudah kita ambil dan evaluasilah secara jujur. Foto yang luar biasa hasil karya orang yang tidak kita suka tetaplah foto yang luar biasa. Ingat hal itu. Ini adalah saat kamu harus objektif. Begitu juga dengan foto hasil karyamu sendiri.
6.    Inspirasi : Kita semua membutuhkannya. Beberapa dari kita mencarinya. Beberapa yang lain menjadi inspirasi untuk orang lain. Kita semua terinspirasi oleh seseorang atau sesuatu. Inspirasi inilah yang membuat apa yang biasa menjadi luar biasa. Kita semua harus sadar bahwa inspirasi bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Jadi bersiaplah setiap saat.
7.    Berlatih : Jangan selalu menunggu momen untuk datang padamu, kadang-kadang kamu yang harus mencari dengan mata yang aktif. Perhatikan hal-hal yang baru, berbeda, dan menarik. Berlatih sama pentingnya dalam fotografi seperti juga dalam belajar bermain piano dan sebagainya. Setelah waktu berlatih yang sangat lama, matamu akan terbiasa melihat seperti cara lensa kameramu melihat dan membuat komposisi.
8.    Ekspresikan dirimu : Kenapa kita memotret? Untuk saya, sebagai penyaluran imajinasi dan cara terbaik menyimpan hal-hal indah yang saya temui. Orang lain mungkin memilih bermain alat musik, menggambar, melukis, menulis, dan banyak lagi.Kalau kamu memilih fotografi sebagai media untuk berekspresi, maka kamu juga memilih untuk membagikan cara pandangmu yang unik tentang dunia pada dunia itu sendiri.
9.    Terakhir : Jadilah dirimu sendiri. Meskipun kamu mengidolakan fotografer lain atau kamu masih pemula, jangan jadi copycat. Terinspirasi bisa, tapi bukan berarti jadi penjiplak. Memotret - bagi saya - bisa jadi semacam meditasi. Dimana saya punya gambaran sendiri di kepala yang ingin saya pindahkan ke dalam frame. Luangkan waktu untuk melakukannya, dan kamu akan tahu kamu unik.

Penulis : allophelia

5 MITOS FOTOGRAFI YANG HARUS KAMU TAHU

5 MITOS FOTOGRAFI YANG HARUS KAMU TAHU
Kita semua ingin meningkatkan kemampuan fotografi dan mulai memotret dengan lebih baik. Tapi, selain tips tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi fotografer yang lebih berpengalaman, ada juga beberapa hal dalam dunia foto-foto ini yang hanya mitos belaka dan harus kamu tahu:
1. Kamu Harus Punya Kamera SLR Mahal Untuk Bisa Memotret Dengan Baik
Kamera SLR yang mahal sudah pasti menawarkan lebih banyak fitur yang bisa membantumu mengkomposisi foto yang bagus. Tapi, kenyataannya, keputusan kreatiflah yang membuat sebuah foto jadi indah, bukan fitur kameranya. Jadi, kamu sesungguhnya bisa memotret dengan kamera jenis apapun, tentu termasuk SLR, kamera saku, bahkan kamera ponsel.Kunci untuk foto yang bagus adalah menangkap sebuah objek secara kreatif dan imajinatif.Temukan cara pandangmu sendiri melalui lensa, tidak perduli jenis kamera apa yang kamu punya.
2. Ada Pengaturan Exposure Yang Selalu Tepat
Sesungguhnya, tidak ada pengaturan exposure yang benar atau salah saat kamu memotret apapun. Semuanya kembali lagi ke tujuanmu memotret objek yang bersangkutan. Misalnya, kamu bisa memotret obyek dengan banyak cara. Apakah kamu ingin membuat objeknya diam? Maka bukalah apertture selebar mungkin dan gunakan shutter speed sekitar 1/500 detik. Bagaimana dengan motion blur? Gunakan shutter speed yang lebih lambat, sekitar 1/15 atau 1/30 detik. dan bukaan aperture yang lebih kecil. Gerakkan kamera bersamaan dengan objek untuk mendapatkan foto objek yang tajam tapi dengan background yang blur sehingga memberi kesan bergerak pada foto. Tentukan apa yang ingin kamu sampaikan dan pilihlah pengaturan kamera berdasarkan keputusan ini. Juga, kenali kamera yang kamu gunakan dan bagaimana fiturnya bisa mempengaruhi foto yang akan kamu ambil.
3. Kamera Bisa Merekam Apa Yang Kamu Lihat
Mitos ini sangat penting untuk diingat, karena tidak benar. Mata manusia adalah alat yang sangat luar biasa; banyaknya cahaya dan warna yang bisa dilihat oleh mata tidak terbatas.Kamera, sebaliknya, punya keterbatasan. Kamera menangkap warna cahaya, dan tidak selalu warna asli dari benda yang difoto. Misalnya, selembar kain berwarna biru yang difoto dibawah lampu fluorescent akan jadi sedikit kehijauan. Juga, bayangan bisa muncul lebih tajam dalam foto dan tampak seperti sebuah benda dibandingkan bila dilihat langsung oleh mata. Ini sebabnya foto hitam & putih seringkali punya bayangan yang tajam dalam komposisinya.
4. Ada Aturan Untuk Komposisi Dan Keputusan Kreatif
Fotografi adalah seni dan suatu cara untukmu mengekspresikan diri. Karena itu, tidak ada aturan dalam fotografi; yang ada hanyalah panduan yang bisa kamu pilih untuk ikuti atau tidak. Orang yang belajar fotografi akan belajar teknik dari fotografer sukses untuk tahu tentang apa yang membuat foto mereka jadi hebat. Tapi, seperti bentuk seni apapun, inovasi dalam fotografi adalah hal yang penting. Misalnya, peraturan tentang rule-of-thirds.Menurut peraturan ini, kamu sebaiknya tidak menempatkan objek di tengah frame, tapi lebih ke pojok kiri, kanan, atas, atau bawah. Tapi, tentunya masih sangat mungkin untuk membuat foto yang indah dengan menempatkan objek tepat di tengah-tengah frame. Panduan yang berbeda bisa berhasil jika diterapkan di beberapa foto tertentu, tapi tidak di foto yang lainnya, jadi gunakanlah insting artistikmu untuk memilih mana panduan yang cocok untukmu.
5. Kamu Harus Memotret Sesuatu Yang Indah Untuk Mendapatkan Foto Yang Bagus
Keindahan ada di sekeliling kita, tapi tidak selalu tampak jelas bila kamu ada di tempat barang bekas dibandingkan bila kamu ada di taman. Kadang-kadang, pemandangan yang paling indah justru muncul di foto-foto yang membosankan. Orang-orang melihat sesuatu yang indah, seperti pegunungan atau air terjun, dan berasumsi bahwa keindahan pemandangan itu akan dengan mudah berpindah ke foto mereka nantinya. Mereka tidak mempertimbangkan objek atau berpikir tentang elemen komposisi lain seperti pengaturan kamera dan pencahayaan. Fotografer yang baik bisa mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja jadi foto yang menarik atau seni yang emosional. Juga, gunakanlah objek-objek yang berbeda di dalam foto-fotomu untuk menciptakan harmoni. Temukan keindahan dalam apapun yang kamu bidik, dan bagikan keindahan itu melalui foto.
Penulis: allophelia
sudah menulis 179 posting di blog ini.
seorang photography enthusiast yang juga senang menulis dan membuat self-portrait.tulisan-tulisannya bisa dibaca di http://allophelia.wordpress.com & galeri fotonya ada di http://www.flickr.com/allophelia

Kamis, 31 Januari 2013

KISAH TRAGIS SANG FOTOGRAFER

Kata orang hidup ini bagikan roda, roda yang yang selalu berputar, begitu juga kehidupan manusia, akan berubah dan tak bisa dihindari.Kemapanan hari ini belum tentu bisa bertahan sampai esok Kekurangan hari ini siapa tau akan menjadi awal kesuksean .. Lebih baik berangkat dari segala kekurangan namun mau melalukan perbaikan. Tidak kenal menyerah serta mau memaksimalkan apa yang dimiliki . Selalu melihat kedepan dan mensiasati apa yang akan terjadi. Barangkali itulah cara yang terbaik agar kita tak tergilas jaman.Tak perlu menghindari tantangan , karena tantangan itu datang untuk diatasi bukan untuk dihindari dan menempa kita jadi manusia tangguh. Sekelumit cerita dibawah ini bukan bermaksud mengeksploitir nasib orang, tapi sekedar bahan instrospeksi, agar keterpurukan tidak menimpa kita. Temanku, dia pernah menjadi fotografer kondang, relasinya masyarakat biasa sampai pejabat terpandang . Itu dulu, sekarang dia menjadi fotografer yang malang Dulu Jumlah fotografer bisa dihitung dengan jari Persaingan terjadi tak sedahsyat hari ini Masyarakatpun tak terlalu banyak tuntutan Tapi harga jual foto cukup lumayan. Sekarang Jumlah fotografer bertebaran tak terhitung lagi Persaingan hebat menjadi semakin tak terkendali Masyarak semakin kritis dan banyak tuntutan Sementara harga foto dijual banting-bantingan fotograferpun harus punya keahlian mengedit, koreo dan ilmu pemasaran. Dibalik kesuksesannya saya liat basic fotografinya biasa-2 aja. Kenapa sukses ? Mungkin saat itu dia sedang maksimal atau kondisi saat itu cukup bersahabat mungkin juga dewa fortuna sedang merapat Kecilnya persaingan dan tantangan tentu saja memberikan kenikmatan dan kenyamanan, tapi juga bisa menjadi boomerang. Bagi mereka yang lalai akan sebuah nilai perjuangan. Saking exisnya, ketika era digital datang dia sambut dengan sikap adem ayem bahkan sinis. merasa tanpa kamera dan olah digitalpun foto mereka masih laku.Mereka tidak sadar bahwa dibalik munculnya era digital lahirlah fotografer muda2 berbakat. Mereka hadir dengan segala kemasan yang serba memikat.Orangnya ( keren2 ), alatnya ( canggih2 ), koreonya ( up to date ), editingnya ( luar biasa) . Seakan mendepak gaya2 lama dengan tampilan yang itu2 saja. Gaya yang tak berani keluar dari pakem sehingga inovasi mandeg. Beliau baru sadar kalo makin kesini pelanggan makin menghilang. Job dari perias tak pernah lagi datang, Bahkan harus berlapang dada saat orang 2 terdekatnya, tetangga sekitar rumahnya tak lagi pernah memakai jasanya.Hilang pelanggan hilang rejeki. Maka gancanglah ekonomi. Hari-hari terasa tak kuat mendengar jeritan anak istri.Pilu rasanya. Saat berdampingan dengan fotografer muda ingin rasanya kepalan tangan ini menonjok mukanya, mereka telah tega mendepaknya. Didekatnya merasa seakan akan dirinya adalah fotografer yang tak ada apa-apanya. . Tapi ini bukan salah mereka, ini memang salahnya sendiri Andai saja perubahan ini dulu di antisipasi. Dengan mengupgrade apa yang mestinya perlu diperpaiki tentu nasibnya tak separah sekarang. Kini penyesalan muncul. Kenapa saya terlambat. Beli alat sudah habis modal mau kredit takut ga bisa nyicil lagian relasi udah pada ngacir.Sisa kamera analog dan asesoris tuanya hanya bisa mengasilkan foto yang blur dan over exposure. Mencoba pinjam kamera digital temannya justru salah setting melulu. Foto kadang over kadang under yang pasti banyak blur.Maka tak heran makian konsumen sudah menjadi makanan rutin buatnya. musim panen kinipun tak ada lagi buatnya. bulan sura dan sadran sama saja Ditingglkan relasi cukup membuat pilu hatinya. Namun ada kepiluan yang lebih menyayat hatinya.ketika orang orang yang dicintaipun meninggalkannya, putra putri sedang menginjak remaja dan istri yang selama ini setia. Semua pergi karena tak sanggup menahan goncangan periuk nasi yang terjadi selama ini. Kini .... saat sendiri, dia kembali berjualan baju keliling, profesi awal yang dulu pernah ditekuni, sementara pada fotografi sudah tak ada harapan lagi. Good bye fotografi ..... Sumber Rubiyono fotografernet

MENJADI fotografer yang sukses

Saat saya membaca kisah fotografer sukses, saya sering bertanya kepada diri sendiri, apakah ada sifat-sifat tertentu yang dimiliki seseorang yang bisa membuat mereka menjadi sukses? Setelah berpikir beberapa minggu terakhir ini, saya merasa ada tiga sifat utama yang menentukan kesuksesan seorang fotografer. Sebelum lanjut, saya perlu menyampaikan definisi sukses versi saya. Kesuksesan seorang fotografer bukan karena fotografernya terkenal, atau kaya, tapi bagaimana karya-karyanya mampu membuat orang banyak terinspirasi dan bahkan bisa mengubah dunia. Sifat pertama adalah keberanian Keberanian penting sekali dan membedakan antara foto yang biasa-biasa saja dengan foto yang luar biasa. Keberanian bukan cuma berarti keberanian mengambil foto di daerah konflik / perang, demonstrasi dan tempat-tempat yang membahayakan jiwa. Tapi juga keberanian terhadap banyak hal yang lain. Misalnya, keberanian untuk foto dari jarak dekat. Robert Capa, seorang fotojurnalis perang mengatakan bila foto Anda kurang bagus, berarti Anda kurang dekat. Misalnya banyak fotografer pemula malu-malu (terutama foto manusia) dan hanya mengambil foto dengan telephoto zoom dari jarak jauh. Lalu, fotografer yang sukses juga harus berani mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh fotografer lainnya, seperti mengambil sudut pandang dari berbeda, mencoba komposisi dan eksposur yang baru, dan sebagainya. Karena takut akan hasil yang buruk, maka banyak fotografer meniru teknik foto fotografer lainnya, sehingga pemirsa menjadi bosan karena telah melihat foto semacam itu berulang kali. Bila tertarik dengan subjek manusia, maka kita juga harus berani untuk meminta ijin orang untuk difoto. Sebagian besar fotografer pemula malu-malu untuk mendekati orang yang menarik untuk difoto karena takut ditolak. Karena itu banyak kesempatan foto bagus yang terlewatkan. Terakhir, berani untuk melawan kepercayaan konvensional tentang profesi fotografer tidak bisa kaya dan dianggap kelas bawah dibanding dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, bankir dan lain lain. Untuk menjadi fotografer yang sukses, memang awalnya dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sifat yang kedua adalah rasa keingintahuan (curiosity) Memiliki keberanian dalam menekuni bidang fotografi ini tidak cukup, tapi seorang fotografer sukses harus selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Misalnya selalu ingin tahu bagaimana bisa membuat hasil karya menjadi lebih baik lagi dengan membaca artikel baik di media cetak atau elektronik. Ingin mengetahui sepak terjang fotografer lainnya. Ingin mengetahui dan belajar dengan fitur-fitur baru kamera digital modern sehingga bisa memanfaatkan teknologi untuk mencetak hasil karya yang lebih baik lagi. Intinya sebagai fotografer yang sukses, kita tidak boleh ignorant (mengabaikan) perkembangan teknologi dan zaman. Sifat yang ketiga adalah disiplin dan kegigihan Meskipun seorang fotografer memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang tinggi, tapi bila tidak memiliki disiplin dan kegigihan, maka semua menjadi sia-sia. Fotografer yang berdisiplin akan memacu dirinya untuk belajar, praktek foto secara rutin, sehingga bisa mencapai kemajuan yang berarti. Bagaimanapun hebatnya seorang fotografer dalam berteori, tanpa praktek, maka fotografer tersebut tidak akan sukses menelurkan karya-karya yang luar biasa. Dengan praktek, maka fotografer akan menemukan banyak wawasan baru yang tidak dapat dipelajari dari membaca buku atau belajar dari fotografer lain. Misalnya dengan memakai kamera dan lensa tertentu dalam waktu lama, maka seorang fotografer mengetahui benar bagaimana karakteristik kamera tersebut dan bisa mengoperasikannya dengan efektif dan efisien. Kegigihan seorang fotografer juga penting, terutama sifat pantang menyerah. Membuat karya foto yang baik terkadang memerlukan waktu yang banyak, kadang juga ada faktor luck (untung). Fotografer perlu di tempat yang tepat untuk mengeksekusi foto yang luar biasa. Maka dari itu, jangan cepat menyerah apabila setelah berusaha sekian lama, ternyata karya foto masih kurang diapresiasi oleh teman atau khalayak ramai. Disiplin dan kegigihan merupakan sifat pelengkap yang bila digabungkan dengan sifat-sifat diatas dapat membuat fotografer menjadi sukses. Tanpa salah satu sifat diatas, saya sulit membayangkan bagaimana seorang fotografer bisa sukses. by ENCHE infofotografi.com