Mau nonton silahkan klik tulisan di bawah ini
BSP
YouTube
Kamis, 14 Februari 2019
Rabu, 13 Februari 2019
Sabtu, 22 Juni 2013
20 HAL PENTING TENTANG MANUAL MODE
1. ISO harus diatur dengan benar untuk mengontrol
seberapa sensitif sensor kamera akan cahaya. Ketika terang, gunakan ISO
rendah, ketika cahaya agak redup kamu bisa naikkan ISO sedikit (tapi hati-hati
dengan noise.)
2. WB atau White Balance adalah setting yang
digunakan untuk memastikan kamu mendapat tone putih dan abu-abu yang seimbang
dalam sebuah foto. Jenis pencahayaan yang berbeda bisa membuat area putih
dalam foto tampak berwarna. Lampu fluorescent bisa membuat kertas putih
tampak kebiruan. Lampu tungsten akan membuat area putih tampak
kekuningan. Kamera memiliki banyak pengaturan untuk White Balance, tapi
belajar menyesuaikan WB sendiri sesuai kebutuhan (custom mode) akan sangat
membantu.
3. Aperture mengontrol seberapa banyak cahaya
bisa masuk melalui lensa dengan menyesuaikan f-stop. Angka f-stop rendah
(misalnya 1,4) akan memasukkan banyak cahaya dan angka yang lebih besar
(misalnya 16) akan memasukkan lebih sedikit cahaya.
4. Shutter speed mengontrol seberapa lama sensor
terekspos cahaya. Angka shutter speed yang rendah akan memasukkan lebih
banyak cahaya tapi mungkin menyebabkan motion blur jika objeknya
bergerak. Shutter speed yang cepat (umumnya diatas 1/500 detik) baik
digunakan untuk menghentikan gerakan dalam keadaaan cahaya terang, sementara
shutter speed yang lebih lambat (lebih dari 1 detik) bisa digunakan saat cahaya
redup untuk menangkap lebih banyak detil tapi dengan kemungkinan muncul motion
blur .
5. Kamu tidak membutuhkan fokus manual untuk
pasangan manual mode. Manual mode berarti kamu memegang lebih banyak
kontrol atas kamera untuk menentukan bagaimana kamera menerima cahaya, tapi
fokus manual akan membutuhkan beberapa detik tambahan untuk mengatur cincin
fokus agar gambar tertangkap lebih tajam.Banyak fotografer yang menggunakan
auto fokus agar mereka bisa memotret dengan lebih cepat dan tidak kehilangan
momen.
6. Sebuah kamera yang canggih tidak berarti
membuat fotografer di belakangnya juga jadi canggih. Tapi seorang
fotografer yang hebat bisa membuat foto yang bagus dengan kamera apapun (bahkan
kamera ponsel!) Dengan belajar bagaimana memotret secara manual, kamu akan
mengenal kamera yang kamu punya dan bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
7. Setiap kamera punya "sweet
spot". Yaitu titik dimana ia bisa menangkap gambar dengan
tajam. Kenali spot ini dengan memperhatikan foto yang kamu buat dan kenali
dimana titik istimewa ini.
8. Ketika memotret secara manual, tidak ada
indikasi berapa angka yang harus digunakan untuk shutter speed, aperture, atau
apapun. Anda yang menentukan sendiri seberapa banyak atau sedikit kamu
ingin menggunakan cahaya dalam fotomu.
9. Semakin tinggi ISO semakin tinggi pula
kemungkinan munculnya noise dalam foto.Tidak ada yang salah dengan itu,
beberapa fotografer bahkan suka dengan gaya "noisy" dalam fotonya. Tapi
kalau kamu tidak suka, berarti kamu harus mempertahankan ISO di angka rendah
kecuali kamu menggunakan kamera yang sangat bagus dengan toleransi ISO yang
tinggi.
10. Menyimpan foto dalam format RAW dan bukannya
JPEG akan membantu fotografer seandainya exposure atau white balance dalam foto
sedikit meleset. Sebuah foto RAW menyimpan semua informasi kamera yang
dibutuhkan untuk bisa diperbaiki kemudian di editor tanpa merusak foto aslinya.
11. Berlatihlah! Memotret dengan manual mode
memang tidak mudah, tapi akan mendorong kamu untuk mengenali kamera yang kamu
gunakan luar-dalam dan kamu akan menjadi fotografer yang lebih baik
karenanya. Jangan berharap foto-foto pertamamu akan tampak luar biasa,
karena latihan memang diperlukan.
12. Semua fotografer punya mode favorit (apakah
itu Aperture Priority dan sebagainya) tapi setiap fotografer yang baik mengerti
bagaimana memotret menggunakan manual mode karena itu adalah dasar yang akan
membawa mereka ke pengaturan lain yang nyaman untuk digunakan.
13. Jika objek dalam fotomu kurang terlihat tajam,
itu bukan karena tipe kamera yang digunakan (meskipun mungkin juga karena
shutter speed terlalu lambat) tapi karena jenis lensa yang Anda gunakan.
14. Banyak fotografer pernikahan dan spesialis
portrait menggunakan pengaturan aperture yang terbuka lebar, yang artinya
menggunakan angka f-stop terkecil agar bisa didapat background yang buram atau
bokeh dengan objek yang tajam di bagian depan. Untuk efek semacam ini,
pertahankan angka f-stop di 2,8 atau lebih kecil.
15. Langkah-langkah pengaturan manual: Pertama,
atur white balance. Kedua, atur ISO.Ketiga, atur aperture. Terakhir,
atur shutter speed.
16. Carilah buku-buku referensi fotografi untuk
mendapatkan lebih banyak inspirasi tentang memanfaatkan manual mode dan kamera.
17. Jika kamu butuh bantuan, jangan malu-malu
untuk bergabung dengan forum fotografi.
18. Buatlah beberapa foto percobaan. Kamera
akan merekam setting yang digunakan dalam file foto, jadi kamu tidak perlu
mencatatnya. Kamu bisa mencoba kameramu, kombinasikan beberapa pengaturan
berbeda dan lihat setting yang paling kamu suka dan cocok untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan.
19. Kamu tidak akan mendapatkan foto yang bagus
setiap kali memencet tombol shutter.Akan ada banyak foto yang overexposed,
underexposed, kabur, dan sebagainya bila kamu belajar menggunakan manual
mode. Teruslah belajar.
20. Setelah kamu berhasil menguasai pengaturan
manual di kamera dSLR-mu, kamu bisa mulai dengan aksesoris lain, misalnya
external flash, untuk menambah pengetahuan fotografi manualmu.
Penulis:
allophelia
sudah menulis 179 posting di blog ini.
seorang photography enthusiast yang juga
senang menulis dan membuat self-portrait.tulisan-tulisannya bisa dibaca di
http://allophelia.wordpress.com & galeri fotonya ada di
http://www.flickr.com/allophelia
9 HAL DLM FOTOGRAFI DAN MENJADI DIRI SENDIRI
9 HAL DLM FOTOGRAFI
DAN MENJADI DIRI SENDIRI
Ada yang bilang
fotografi itu sesuatu yang bisa dipelajari semua orang dan tidak harus berbakat
untuk melakukannya. Ada yang bilang sebaliknya. Ada juga yang bilang
bahwa belajar fotografi bisa membangkitkan bakat yang tersembunyi. Setiap
dari kita punya cara pandang sendiri tentang dunia dan tidak semua orang ingin
mengungkapkannya tapi ada yang melukiskannya lewat fotografi. Tapi tidak
ada satupun dari kita yang bisa jadi seperti fotografer idola kita, karena pada
dasarnya semua orang unik; dan ini bukan tentang bagus atau tidaknya sebuah
foto.Juga, karena kita tidak mau jadi peniru.Kita punya gaya dan cara sendiri.
Kalau kamu masih
mencari "jati diri" dari foto-foto yang kamu ambil, mungkin tips
berikut bisa membantu:
1. Point Of Interest : Kamu bisa memilih beberapa objek yang
kamu suka. Kalau kamu cukup mengenal objeknya, akan lebih mudah untuk
mengungkap emosi dan arti yang lebih dalam dari objek tersebut, tapi bukan
berarti fotomu akan langsung menarik.Tantangannya ada pada membuat apa yang
biasa jadi terlihat luar biasa. Ini yang akan memberimu kepuasan dan
kenikmatan intelektual yang paling tinggi.
2. Gaya : Gaya berarti bagaimana kamu mengekspresikan cara
pandangmu. Ini adalah kombinasi dari metode, teknik, dan
teknologi. Ini adalah kombinasi kerja dari: teknologi yang dipilih, post
processing, cara memotret secara keseluruhan, objek, dan kondisi. Ini
adalah tentang membuat pilihan dan memaksimalkan hasilnya.
3. Belajar : Terbukalah untuk
belajar dari orang lain seperti juga kamu belajar dari pengalamanmu
sendiri. Jangan hapus foto yang gagal sebelum kamu memeriksa apa yang
salah. Jika memungkinkan, kembalilah ke tempat pemotretan dan coba
lagi.Aplikasikan pengetahuanmu tentang apa yang tadinya salah sampai kamu berhasil
menangkap esensi dari apa yang kamu inginkan. Ingatlah apa tujuanmu
memotret objek tersebut.
4. Peraturan : Peraturan dalam fotografi bukanlah yang
utama. Kalau kamu terus menerus memotret "berdasarkan peraturan dalam
buku panduan", maka kamu tidak akan jadi fotografer yang
orisinal. Misalnya, "rule of thirds" umumnya bagus digunakan
untuk beberapa objek, tapi bukan berarti harus diterapkan setiap kali
memotret. Sederhananya, bereksperimenlah!
5. Kritik : Kamu adalah kritikus paling menakutkan untuk dirimu
sendiri. Sangat penting untuk jujur pada dirimu sendiri dan juga pada orang lain
tentang hasil karya yang sudah dibuat. Cara terbaik adalah melihat semua
foto yang sudah kita ambil dan evaluasilah secara jujur. Foto yang luar
biasa hasil karya orang yang tidak kita suka tetaplah foto yang luar
biasa. Ingat hal itu. Ini adalah saat kamu harus
objektif. Begitu juga dengan foto hasil karyamu sendiri.
6. Inspirasi : Kita semua membutuhkannya. Beberapa dari kita
mencarinya. Beberapa yang lain menjadi inspirasi untuk orang
lain. Kita semua terinspirasi oleh seseorang atau sesuatu. Inspirasi
inilah yang membuat apa yang biasa menjadi luar biasa. Kita semua harus
sadar bahwa inspirasi bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Jadi
bersiaplah setiap saat.
7. Berlatih : Jangan selalu menunggu momen untuk datang padamu,
kadang-kadang kamu yang harus mencari dengan mata yang aktif. Perhatikan
hal-hal yang baru, berbeda, dan menarik. Berlatih sama pentingnya dalam
fotografi seperti juga dalam belajar bermain piano dan sebagainya. Setelah
waktu berlatih yang sangat lama, matamu akan terbiasa melihat seperti cara
lensa kameramu melihat dan membuat komposisi.
8. Ekspresikan dirimu : Kenapa kita memotret? Untuk saya,
sebagai penyaluran imajinasi dan cara terbaik menyimpan hal-hal indah yang saya
temui. Orang lain mungkin memilih bermain alat musik, menggambar, melukis,
menulis, dan banyak lagi.Kalau kamu memilih fotografi sebagai media untuk
berekspresi, maka kamu juga memilih untuk membagikan cara pandangmu yang unik
tentang dunia pada dunia itu sendiri.
9. Terakhir : Jadilah dirimu
sendiri. Meskipun kamu mengidolakan fotografer lain atau kamu masih
pemula, jangan jadi copycat. Terinspirasi bisa, tapi bukan berarti jadi
penjiplak. Memotret - bagi saya - bisa
jadi semacam meditasi. Dimana saya punya gambaran sendiri di kepala
yang ingin saya pindahkan ke dalam frame. Luangkan waktu untuk
melakukannya, dan kamu akan tahu kamu unik.
5 MITOS FOTOGRAFI YANG HARUS KAMU TAHU
5 MITOS FOTOGRAFI YANG
HARUS KAMU TAHU
Kita semua ingin
meningkatkan kemampuan fotografi dan mulai memotret dengan lebih
baik. Tapi, selain tips tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan
untuk menjadi fotografer yang lebih berpengalaman, ada juga beberapa hal dalam
dunia foto-foto ini yang hanya mitos belaka dan harus kamu tahu:
1. Kamu Harus Punya Kamera SLR Mahal Untuk Bisa Memotret Dengan Baik
Kamera SLR yang mahal
sudah pasti menawarkan lebih banyak fitur yang bisa membantumu mengkomposisi
foto yang bagus. Tapi, kenyataannya, keputusan kreatiflah yang membuat
sebuah foto jadi indah, bukan fitur kameranya. Jadi, kamu sesungguhnya
bisa memotret dengan kamera jenis apapun, tentu termasuk SLR, kamera saku,
bahkan kamera ponsel.Kunci untuk foto yang bagus adalah menangkap sebuah objek
secara kreatif dan imajinatif.Temukan cara pandangmu sendiri melalui lensa,
tidak perduli jenis kamera apa yang kamu punya.
2. Ada Pengaturan Exposure Yang Selalu Tepat
Sesungguhnya, tidak
ada pengaturan exposure yang benar atau salah saat kamu memotret
apapun. Semuanya kembali lagi ke tujuanmu memotret objek yang
bersangkutan. Misalnya, kamu bisa memotret obyek dengan banyak
cara. Apakah kamu ingin membuat objeknya diam? Maka bukalah apertture
selebar mungkin dan gunakan shutter speed sekitar 1/500 detik. Bagaimana
dengan motion blur? Gunakan shutter speed yang lebih lambat, sekitar 1/15
atau 1/30 detik. dan bukaan aperture yang lebih kecil. Gerakkan
kamera bersamaan dengan objek untuk mendapatkan foto objek yang tajam tapi
dengan background yang blur sehingga memberi kesan bergerak pada
foto. Tentukan apa yang ingin kamu sampaikan dan pilihlah pengaturan
kamera berdasarkan keputusan ini. Juga, kenali kamera yang kamu gunakan
dan bagaimana fiturnya bisa mempengaruhi foto yang akan kamu ambil.
3. Kamera Bisa Merekam Apa Yang Kamu Lihat
Mitos ini sangat
penting untuk diingat, karena tidak benar. Mata manusia adalah alat yang
sangat luar biasa; banyaknya cahaya dan warna yang bisa dilihat oleh mata tidak
terbatas.Kamera, sebaliknya, punya keterbatasan. Kamera menangkap warna
cahaya, dan tidak selalu warna asli dari benda yang difoto. Misalnya,
selembar kain berwarna biru yang difoto dibawah lampu fluorescent akan jadi
sedikit kehijauan. Juga, bayangan bisa muncul lebih tajam dalam foto dan
tampak seperti sebuah benda dibandingkan bila dilihat langsung oleh
mata. Ini sebabnya foto hitam & putih seringkali punya bayangan yang
tajam dalam komposisinya.
4. Ada Aturan Untuk Komposisi Dan Keputusan Kreatif
Fotografi adalah seni
dan suatu cara untukmu mengekspresikan diri. Karena itu, tidak ada aturan
dalam fotografi; yang ada hanyalah panduan yang bisa kamu pilih untuk ikuti
atau tidak. Orang yang belajar fotografi akan belajar teknik dari
fotografer sukses untuk tahu tentang apa yang membuat foto mereka jadi
hebat. Tapi, seperti bentuk seni apapun, inovasi dalam fotografi adalah
hal yang penting. Misalnya, peraturan tentang rule-of-thirds.Menurut
peraturan ini, kamu sebaiknya tidak menempatkan objek di tengah frame, tapi lebih
ke pojok kiri, kanan, atas, atau bawah. Tapi, tentunya masih sangat
mungkin untuk membuat foto yang indah dengan menempatkan objek tepat di
tengah-tengah frame. Panduan yang berbeda bisa berhasil jika diterapkan di
beberapa foto tertentu, tapi tidak di foto yang lainnya, jadi gunakanlah
insting artistikmu untuk memilih mana panduan yang cocok untukmu.
5. Kamu Harus Memotret Sesuatu Yang Indah Untuk Mendapatkan Foto Yang
Bagus
Keindahan ada di
sekeliling kita, tapi tidak selalu tampak jelas bila kamu ada di tempat barang
bekas dibandingkan bila kamu ada di taman. Kadang-kadang, pemandangan yang
paling indah justru muncul di foto-foto yang membosankan. Orang-orang
melihat sesuatu yang indah, seperti pegunungan atau air terjun, dan berasumsi
bahwa keindahan pemandangan itu akan dengan mudah berpindah ke foto mereka
nantinya. Mereka tidak mempertimbangkan objek atau berpikir tentang elemen
komposisi lain seperti pengaturan kamera dan pencahayaan. Fotografer yang
baik bisa mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja jadi foto yang menarik atau
seni yang emosional. Juga, gunakanlah objek-objek yang berbeda di dalam
foto-fotomu untuk menciptakan harmoni. Temukan keindahan dalam apapun yang
kamu bidik, dan bagikan keindahan itu melalui foto.
Penulis:
allophelia
seorang
photography enthusiast yang juga senang menulis dan membuat self-portrait.tulisan-tulisannya bisa
dibaca di http://allophelia.wordpress.com & galeri fotonya ada di
http://www.flickr.com/allophelia
Kamis, 31 Januari 2013
KISAH TRAGIS SANG FOTOGRAFER
Kata orang hidup ini bagikan roda, roda yang yang selalu berputar, begitu juga kehidupan manusia, akan berubah dan tak bisa dihindari.Kemapanan hari ini belum tentu bisa bertahan sampai esok Kekurangan hari ini siapa tau akan menjadi awal kesuksean .. Lebih baik berangkat dari segala kekurangan namun mau melalukan perbaikan. Tidak kenal menyerah serta mau memaksimalkan apa yang dimiliki . Selalu melihat kedepan dan mensiasati apa yang akan terjadi. Barangkali itulah cara yang terbaik agar kita tak tergilas jaman.Tak perlu menghindari tantangan , karena tantangan itu datang untuk diatasi bukan untuk dihindari dan menempa kita jadi manusia tangguh.
Sekelumit cerita dibawah ini bukan bermaksud mengeksploitir nasib orang, tapi sekedar bahan instrospeksi, agar keterpurukan tidak menimpa kita.
Temanku, dia pernah menjadi fotografer kondang, relasinya masyarakat biasa sampai pejabat terpandang .
Itu dulu, sekarang dia menjadi fotografer yang malang
Dulu
Jumlah fotografer bisa dihitung dengan jari
Persaingan terjadi tak sedahsyat hari ini
Masyarakatpun tak terlalu banyak tuntutan
Tapi harga jual foto cukup lumayan.
Sekarang
Jumlah fotografer bertebaran tak terhitung lagi
Persaingan hebat menjadi semakin tak terkendali
Masyarak semakin kritis dan banyak tuntutan
Sementara harga foto dijual banting-bantingan
fotograferpun harus punya keahlian
mengedit, koreo dan ilmu pemasaran.
Dibalik kesuksesannya saya liat basic fotografinya biasa-2 aja.
Kenapa sukses ? Mungkin saat itu dia sedang maksimal atau kondisi saat itu cukup bersahabat mungkin juga dewa fortuna sedang merapat
Kecilnya persaingan dan tantangan tentu saja memberikan kenikmatan dan kenyamanan, tapi juga bisa menjadi boomerang. Bagi mereka yang lalai akan sebuah nilai perjuangan.
Saking exisnya, ketika era digital datang dia sambut dengan sikap adem ayem bahkan sinis. merasa tanpa kamera dan olah digitalpun foto mereka masih laku.Mereka tidak sadar bahwa dibalik munculnya era digital lahirlah fotografer muda2 berbakat. Mereka hadir dengan segala kemasan yang serba memikat.Orangnya ( keren2 ), alatnya ( canggih2 ), koreonya ( up to date ), editingnya ( luar biasa) . Seakan mendepak gaya2 lama dengan tampilan yang itu2 saja. Gaya yang tak berani keluar dari pakem sehingga inovasi mandeg.
Beliau baru sadar kalo makin kesini pelanggan makin menghilang. Job dari perias tak pernah lagi datang, Bahkan harus berlapang dada saat orang 2 terdekatnya, tetangga sekitar rumahnya tak lagi pernah memakai jasanya.Hilang pelanggan hilang rejeki. Maka gancanglah ekonomi. Hari-hari terasa tak kuat mendengar jeritan anak istri.Pilu rasanya. Saat berdampingan dengan fotografer muda ingin rasanya kepalan tangan ini menonjok mukanya, mereka telah tega mendepaknya. Didekatnya merasa seakan akan dirinya adalah fotografer yang tak ada apa-apanya. . Tapi ini bukan salah mereka, ini memang salahnya sendiri
Andai saja perubahan ini dulu di antisipasi. Dengan mengupgrade apa yang mestinya perlu diperpaiki tentu nasibnya tak separah sekarang.
Kini penyesalan muncul. Kenapa saya terlambat. Beli alat sudah habis modal mau kredit takut ga bisa nyicil lagian relasi udah pada ngacir.Sisa kamera analog dan asesoris tuanya hanya bisa mengasilkan foto yang blur dan over exposure. Mencoba pinjam kamera digital temannya justru salah setting melulu. Foto kadang over kadang under yang pasti banyak blur.Maka tak heran makian konsumen sudah menjadi makanan rutin buatnya. musim panen kinipun tak ada lagi buatnya. bulan sura dan sadran sama saja
Ditingglkan relasi cukup membuat pilu hatinya. Namun ada kepiluan yang lebih menyayat hatinya.ketika orang orang yang dicintaipun meninggalkannya, putra putri sedang menginjak remaja dan istri yang selama ini setia. Semua pergi karena tak sanggup menahan goncangan periuk nasi yang terjadi selama ini.
Kini .... saat sendiri, dia kembali berjualan baju keliling, profesi awal yang dulu pernah ditekuni, sementara pada fotografi sudah tak ada harapan lagi. Good bye fotografi .....
Sumber Rubiyono fotografernet
MENJADI fotografer yang sukses
Saat saya membaca kisah fotografer sukses, saya sering bertanya kepada diri sendiri, apakah ada sifat-sifat tertentu yang dimiliki seseorang yang bisa membuat mereka menjadi sukses? Setelah berpikir beberapa minggu terakhir ini, saya merasa ada tiga sifat utama yang menentukan kesuksesan seorang fotografer.
Sebelum lanjut, saya perlu menyampaikan definisi sukses versi saya. Kesuksesan seorang fotografer bukan karena fotografernya terkenal, atau kaya, tapi bagaimana karya-karyanya mampu membuat orang banyak terinspirasi dan bahkan bisa mengubah dunia.
Sifat pertama adalah keberanian
Keberanian penting sekali dan membedakan antara foto yang biasa-biasa saja dengan foto yang luar biasa. Keberanian bukan cuma berarti keberanian mengambil foto di daerah konflik / perang, demonstrasi dan tempat-tempat yang membahayakan jiwa. Tapi juga keberanian terhadap banyak hal yang lain.
Misalnya, keberanian untuk foto dari jarak dekat. Robert Capa, seorang fotojurnalis perang mengatakan bila foto Anda kurang bagus, berarti Anda kurang dekat. Misalnya banyak fotografer pemula malu-malu (terutama foto manusia) dan hanya mengambil foto dengan telephoto zoom dari jarak jauh.
Lalu, fotografer yang sukses juga harus berani mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh fotografer lainnya, seperti mengambil sudut pandang dari berbeda, mencoba komposisi dan eksposur yang baru, dan sebagainya. Karena takut akan hasil yang buruk, maka banyak fotografer meniru teknik foto fotografer lainnya, sehingga pemirsa menjadi bosan karena telah melihat foto semacam itu berulang kali.
Bila tertarik dengan subjek manusia, maka kita juga harus berani untuk meminta ijin orang untuk difoto. Sebagian besar fotografer pemula malu-malu untuk mendekati orang yang menarik untuk difoto karena takut ditolak. Karena itu banyak kesempatan foto bagus yang terlewatkan.
Terakhir, berani untuk melawan kepercayaan konvensional tentang profesi fotografer tidak bisa kaya dan dianggap kelas bawah dibanding dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, bankir dan lain lain. Untuk menjadi fotografer yang sukses, memang awalnya dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Sifat yang kedua adalah rasa keingintahuan (curiosity)
Memiliki keberanian dalam menekuni bidang fotografi ini tidak cukup, tapi seorang fotografer sukses harus selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Misalnya selalu ingin tahu bagaimana bisa membuat hasil karya menjadi lebih baik lagi dengan membaca artikel baik di media cetak atau elektronik. Ingin mengetahui sepak terjang fotografer lainnya. Ingin mengetahui dan belajar dengan fitur-fitur baru kamera digital modern sehingga bisa memanfaatkan teknologi untuk mencetak hasil karya yang lebih baik lagi. Intinya sebagai fotografer yang sukses, kita tidak boleh ignorant (mengabaikan) perkembangan teknologi dan zaman.
Sifat yang ketiga adalah disiplin dan kegigihan
Meskipun seorang fotografer memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang tinggi, tapi bila tidak memiliki disiplin dan kegigihan, maka semua menjadi sia-sia. Fotografer yang berdisiplin akan memacu dirinya untuk belajar, praktek foto secara rutin, sehingga bisa mencapai kemajuan yang berarti.
Bagaimanapun hebatnya seorang fotografer dalam berteori, tanpa praktek, maka fotografer tersebut tidak akan sukses menelurkan karya-karya yang luar biasa. Dengan praktek, maka fotografer akan menemukan banyak wawasan baru yang tidak dapat dipelajari dari membaca buku atau belajar dari fotografer lain. Misalnya dengan memakai kamera dan lensa tertentu dalam waktu lama, maka seorang fotografer mengetahui benar bagaimana karakteristik kamera tersebut dan bisa mengoperasikannya dengan efektif dan efisien.
Kegigihan seorang fotografer juga penting, terutama sifat pantang menyerah. Membuat karya foto yang baik terkadang memerlukan waktu yang banyak, kadang juga ada faktor luck (untung). Fotografer perlu di tempat yang tepat untuk mengeksekusi foto yang luar biasa. Maka dari itu, jangan cepat menyerah apabila setelah berusaha sekian lama, ternyata karya foto masih kurang diapresiasi oleh teman atau khalayak ramai.
Disiplin dan kegigihan merupakan sifat pelengkap yang bila digabungkan dengan sifat-sifat diatas dapat membuat fotografer menjadi sukses.
Tanpa salah satu sifat diatas, saya sulit membayangkan bagaimana seorang fotografer bisa sukses.
by ENCHE infofotografi.com
Langganan:
Postingan (Atom)